Sebaik-baiknya Manusia Ia Lah Yang Bermanfaat Bagi Manusia Lain...

Sabtu, 12 November 2016

ILMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN CINTA KASIH

Pengertian Cinta Kasih

            Menurut Kamus Umum Besar Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cintaadalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

            Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.

            Pendapat cinta kasih menurut para ahli terkemuka adalah sebagai berikut.

Erich Fromm (1983: 24-27)
Dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima, dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.

Sarlito W. Sarwono
Mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsir, yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara kamu dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak Ibu, Saudara akan digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.

            Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman, dan kemesraan (Cinta Ideal atau Segitiga Cinta) disertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kebahagian.

Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama

      Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didendangkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar sebagai jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.

         Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.

1.       Cinta Diri

            Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit, dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui uacapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.

            “Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah
kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.”(QS. Al-Adiyat, 100:8)
     
     “Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi.” (QS. Fushilat, 41:49)

            Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dalam melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.

2.       Cinta Kepada Sesama Manusia

            Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberkan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.

            Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka kepada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmim agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.

3.        Cinta Seksual

            Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Itu merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.

            “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kapadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS. Ar-Rum, 30:12)

            Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.

4.       Cinta Keibuan

            Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisiologis, melainkan psikis.

5.        Cinta Kebapakan

            Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya, kekuatan, kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
         
 Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas kasihan untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak.

            “… dan Nuh memanggil anaknya─ sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil─: “Hai anakku naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir”.” (QS. Yusuf, 12:84)

            Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberikan kepada mereka, demi kebaikan dan kepentingan mereka sendiri.

6.        Cinta Kepada Allah

            Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tidakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerima dan ridha-Nya.
         
 “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”(QS. Ali Imran, 3:31)

            Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seseorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk hidup Allah dan seluruh alam semesta.

7.       Cinta Kepada Rasul

            Cinta kepada rasul, yang diutus oleh Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

Pengertian Kasih Sayang

            Pengertian kasih sayang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadaminta, yaitu perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagian. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan, dan sebagainya itu yang disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.

            Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluargaa. Komunikasi antara anak dan orangtuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orangtuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orangtuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orangtua dan anak.

Mewujudkan Cinta Kasih

            Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara sebagai berikut.
Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri

            Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memakai wangi-wangian, mengenakan pakaian yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia

          Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan. Contohnya saling
tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro. Jean Henry Dunant (1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863).

1.     Cara mewujudkan cinta seksual
         Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang berlaku. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang sudah diikat pernikahan didasari percintaan.

2.     Cara mewujudkan cinta kebapakan
            Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa menghormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari nafkah, memperhatikan perkembangan anak, dan mengetahui apa yang diperlukan oleh anaknya.

3,     Cara mewujudkan cinta kepada Allah
            Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan yang sudah ditentukan-Nya.

4.      Cara mewujudkan cinta kepada Rasul
            Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang dilaksanakan setiap saat selama masih diberi kehidupan oleh sang maha hidup.

HUBUNGAN MANUSIA DAN CINTA KASIH

            Manusia pada hakikatya tidak dapat terpisahkan dari cinta kasih dan sayang. Cinta itu mulia, sangat indah, cinta itu sebuah kebahagian, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, apa yang diperkirakan, dan apa yang didambakan bertolak belakang dengan kenyataan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta itu bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang sangat dalam.

            Karena manusia tidak bisa terlepas oleh cinta dan kasih, diharapkan kita sebagai makhluk hidup bisa memilih mana cinta dan kasih yang positif dan negatif. Jangan terlalu terbuai oleh cinta kasih dan sayang semata.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Universitas Gunadarma