Sebaik-baiknya Manusia Ia Lah Yang Bermanfaat Bagi Manusia Lain...

Selasa, 30 Oktober 2018

KOPERASI ZAMAN NOW

Koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional terus ditantang untuk bergerak dinamis seiring perkembangan zaman. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh gerakan koperasi saat ini adalah bagaimana merangkul generasi milenial?

Generasi milenial atau biasa juga disebut generasi Y adalah mereka yang lahir setelah era baby boomer, dari tahun 1980-an sampai awal 2000-an. Ciri khas generasi ini adalah berpikiran terbuka, cenderung individualis dan melek teknologi, sehingga sekalipun individualis, mereka terhubung satu sama lain melalui media sosial.

Para milenial senang berbagi apa saja melalui media sosial: berita, gaya hidup, mood, kuliner, tempat wisata baru dan aneka pengalaman yang menurut mereka layak dibagikan kepada dunia.

Selain itu, minat para milenial untuk berkarir sebagai pekerja kantoran lebih rendah dibanding generasi sebelumnya. Mereka lebih senang bekerja sebagai freelancer atau memiliki usaha sendiri.

Jadi langkah awal yang harus ditempuh oleh gerakan koperasi untuk merangkul generasi milenial ini adalah menghapus stigma tentang koperasi.

Selama ini banyak masyarakat khususnya para milenial yang menganggap koperasi sebagai lembaga simpan pinjam yang dikelola secara konvensional, rentan terhadap penyalahgunaan, tidak canggih dan jadul.

Padahal jika dikelola dengan benar, koperasi pun dapat menjadi institusi yang modern dan bergerak dinamis mengikuti perkembangan zaman.

Sejak gerakan koperasi mulai diinisiasi pada tahun 1800-an di Eropa dan dasar-dasar tata kelola koperasi modern dicetuskan oleh F.W. Raiffeisen (1808-1888), Walikota Flammersfield-Jerman, koperasi berkembang ke seluruh dunia, termasuk ke tanah air.

Dalam perjalanan waktu, koperasi bermunculan. Sejumlah koperasi berguguran, namun banyak juga yang terus bertahan dan berkembang. Jadi terbukti, koperasi pun dapat menjadi institusi yang tangguh dengan tata kelola yang benar.

Menurut F.W Raiffeisen, jika setiap anggota koperasi sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai cooperative-menolong diri sendiri dan menolong sesama-dalam koperasi, maka tidak sulit untuk memajukan koperasi tersebut baik secara usaha maupun secara organisasi.


Bagaimana Cara Agar Berkembang ?

Era digital memberikan tantangan tersendiri bagi perkembangan koperasi.

Untuk itu, Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sudjatmoko paparkan adanya empat pilar untuk koperasi di era milenial.

"Prof. Yuyun Wirasasmita menyampaikan bahwa ide dasar pengembangan koperasi harus dimulai dari feel need atau kebutuhan anggota koperasi yang sifatnya permanen bukan sementara, yang dapat diusahakan pemenuhannya oleh koperasi," ujar Agung dalam siaran pers pada Selasa (10/4/2018).

Ini merupakan kunci sukses koperasi yang dicintai anggota, sebab koperasi mampu mendorong partisipasi yang loyal dari anggotanya.

Sedangkan loyalitas anggota memodali dan menggunakan usaha koperasi yang mendatangkan keuntungan untuk kesejahteraan bersama.

Kedua, posisi anggota koperasi yg strategis dengan duel identity.

Anggota koperasi adalah pemilik yang berkewajiban memberikan modal untuk usaha koperasi, sekaligus sebagai pelanggan usaha koperasi.

"Sebab koperasi bertugas memenuhi kebutuhan bersama secara gotong-royong. Kelemahan saat ini gerakan koperasi Indonesia belum membangun economic community yang menempatkan anggota pada peran ganda tersebut," jelas Agung.

Tiga, cooperative effect, konsep koperasi mengajarkan bahwa berkoperasi akan memberikan nilai lebih akan pelayanan dan penyediaan kebutuhan anggota yang murah, tepat, cepat dan berkualitas.

Hal ini bisa dicapai oleh koperasi jika terbangun komitmen kuat anggota secara bersama membangun pemenuhan kebutuhan econominya secara gotong-royong.

"Terakhir, pendidikan perkoperasian kepada anggota, untuk membangun kebersamaan dalam pemenuhan ekonomi diperlukan satu komitmen di koperasi yaitu koperasi mampu menyediakan kebutuhan anggota dengan nilai tambah yang tinggi," tutur Agung.

Menurut Agung, konsep membiayai bersama (joint financing), membeli bersama (joint buying) dan menjual bersama (joint selling) harus bisa dilakukan di koperasi.


Mengapa Generasi Milenial?

Karena generasi milenial merupakan aset bangsa yang sangat berharga, merupakan dominasi penduduk produktif 5-10 tahun kedepan, merupakan 70% usia produktif di Indonesia.

Jadi sudah sepatutnya generasi milenial ini turun tangan untuk membangun wajah koperasi zaman now yang ada di seluruh Indonesia, sehingga koperasi lahir kembali menjadi koperasi yang lebih fresh, lebih modern dan lebih bermanfaat untuk seluruh anggotanya, tak hanya itu koperasi bisa membuat anggotanya lebih mandiri secara financial dan pastinya agar Indonesia lebih baik lagi. Semoga bermanfaat




SUMBER

https://www.kompasiana.com/picalgadi/5b2be499ab12ae41732e8843/merangkul-milenial-dalam-koperasi-zaman-now?page=all

https://www.kompasiana.com/duniatya/5b7293ee6ddcae1c0b0b959b/wajah-koperasi-zaman-now

http://batam.tribunnews.com/2018/04/10/inilah-4-kunci-utama-agar-koperasi-zaman-now-sukses-berkembang-di-era-milenial
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Universitas Gunadarma